Showing posts with label Perencanaan Keuangan. Show all posts
Showing posts with label Perencanaan Keuangan. Show all posts

Thursday, June 9, 2016

Menyonsong Investasi Masa Depanku Bersama Danareksa

              Kisah ini dimulai ketika aku mengikuti seminar keuangan dari salah satu institusi di kampus. Saat itu salah seorang narasumber mengatakan bahwa investasi dana pensiun sebaiknya dilakukan sejak menerima gaji pertama agar tidak mengalami kekurangan dana di masa pensiun nanti. Awalnya, aku sangsi dengan perkataan tersebut karena aku belum membuktikannya di kehidupan nyata. Kakek- nenek aku yang sedang menikmati masa pensiun nyatanya tidak terlihat sedih karena kekurangan uang. Setiap kali mengunjungi rumah beliau yang terlihat adalah muka gembira dan senyum yang menyejukkan.
Gambar Ilustrasi Kakek- Nenekku Hidup Bahagia


              Kesangsian itu masih tetap ada bahkan ketika aku telah memasuki dunia kerja di bidang keuangan. Karena suatu trauma di masa lalu, aku berubah menjadi seseorang yang sulit mempercayai pernyataan orang sebelum membuktikannya sendiri ataupun memperoleh alasan yang rasional. Sampai suatu hari, aku memperoleh proyek untuk membantu para calon purnabakti dalam menyambut masa pensiun. Di dalam proyek itu, para calon purnabakti mendapatkan konsultasi tatap muka dengan para perencana keuangan untuk memperhitungkan kemampuan finansial mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup selama masa pensiun.

              Dari hasil konsultasi tersebut, aku menemukan fakta yang mencengangkan bahwa banyak calon purnabakti yang belum siap menghadapi masa pensiun. Padahal mereka akan segera menyambut masa pensiun kurang dari 1 tahun. Anggapan mereka untuk bersenang- senang selama pensiun sirna karena total harta yang dimiliki dan pesangon yang akan diterima kelak, tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga selama pensiun.

              Fakta tersebut sangat menohok aku karena para calon purnabakti tergolong ke dalam kelompok pekerja yang memperoleh gaji dan tunjangan hidup besar dari perusahaan. Dahulu orang- orang di luar sana termasuk aku, sering merasa iri dengan gaya hidup yang mereka miliki. Semasa bekerja, mereka terlihat sering menghabiskan waktu untuk berlibur baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, hidup mereka juga dekat dengan barang- barang mewah dari jam tangan rolex hingga mobil CRV.
                                                                                  Gambar Hidup Mewah

Mereka yang dahulu bergelimang harta ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan dana pensiunnya. “Lalu bagaimana dengan aku?”, pertanyaan tersebut langsung terlintas di benak. Bagaimana mungkin kakek- nenek aku yang hanya berprofesi sebagai petani bisa menikmati masa tua dengan bahagia sedangkan para calon purnabakti tersebut terlihat stres menyambut masa tuanya. Penasaran dengan hal tersebut, aku memutuskan untuk mencari penelitian terkait pensiun di Indonesia dan menanyakan resep bahagia di masa tua dari kakek- nenekku.

                                                                 Gambar Bangkrut

Berikut beberapa poin penting terkait data- data pensiunan di Indonesia yang aku memperoleh (Manulife Investor Sentiment Index Study Quarter 1- 2014) pada saat itu adalah:
  •  45% masyarakat Indonesia belum mempersiapkan dana pensiun
  • 55% masyarakat Indonesia yang telah mempersiapkan dana pensiun memiliki pemahaman yang keliru terkait kemampuan finansialnya. Kumpulan dana pensiun yang diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan hidup selama 16 tahun ternyata hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup selama 7 tahun. Padahal rata- rata rentang masa pensiun masyarakat Indonesia adalah 15,1 tahun atau hasil pengurangan angka harapan hidup tahun 2014 (70,1 tahun)[1] dengan usia pensiun (55 tahun).

Setelah puas mencari informasi dari berbagai penelitian, aku mulai bertanya kepada kakek- nenek untuk melihat praktek di lapangan. Dari hasil bertanya, aku memperoleh kesimpulan bahwa kakek- nenek aku ternyata telah mempersiapkan dana pensiun sedari muda. Mereka telah membiasakan hidup secukupnya dan disiplin berinvestasi sejak awal pernikahan mereka. Alih- alih berfoya- foya, mereka memilih untuk menyisihkan sebagian penghasilan yang diperoleh untuk dibelikan sawah dan ternak sebagai alat investasi. Hasil sawah dan ternak inilah yang menjadi sumber penghasilan beliau dalam mengarungi kehidupan sejak awal pernikahan hingga kini.

                                                          Gambar Sawah dan Hewan Ternak

       Tentu saja sebagai anak yang hidup di daerah perkotaan, akan sulit rasanya untuk berinvestasi hewan ternak dan sawah seperti yang telah diterapkan kakek- nenek aku. Menurutku selama aku tetap memegang nilai kunci yang diajarkan kakek- nenek yaitu hidup secukupnya dan disiplin berinvestasi maka aku tetap bisa meraih masa tua bahagia terlepas dari alat investasi apa yang akan dipilih. Aku merasa perlu memodifikasi alat investasi yang sesuai dengan kondisi aku dan perkembangan jaman saat ini.

       Pertanyaan aku terkait modifikasi alat investasi yang sesuai dengan perkembangan jaman dan kondisi aku yang masih minim penghasilan guna meraih masa tua bahagia telah dijawab oleh Danareksa melalui program Investasiku Masa Depanku. Berdasarkan penuturan para ahli di dalam program Investasiku Masa Depanku, aku memperoleh pencerahan untuk memilih reksadana saham sebagai alat Investasiku Masa Depanku.

       Reksadana saham merupakan alat Investasiku Masa Depanku yang tepat karena dana yang aku investasikan akan dikelola oleh manajer investasi danareksa yang telah tersertifikasi. Sehingga aku yakin bahwa dana tersebut memiliki potensi besar untuk semakin berkembang di masa depan. Selain itu Danareksa juga memiliki histori reputasi yang baik dan tergolong ke dalam institusi keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, sehingga aku merasa aman atas dana kelolaan investasi reksadana. Dan terakhir, reksadana saham merupakan jenis alat investasi masa depan yang cocok untuk rencana jangka panjang seperti persiapan dana pensiun. Seperti yang sering diutarakan para pakar investasi, “High Risk, High Return.” Jadi kapan teman- teman mulai merancang investasi masa depan bersama reksadana Danareksa? J

                                                       Gambar Impian Masa Tua Bahagia



Note: Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog Blogger Writing Competition -  Investasiku Masa Depanku bersama ReksaDana Danareksa. Isi dan tulisan dari artikel/blog post ini diluar tanggung jawab Danareksa Investment Management”



[1] https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1517

Friday, January 29, 2016

Tips Keuangan Mengantisipasi Risiko PHK




Sejak tahun 2015 lalu, berita PHK kerap mengisi laman berita cetak ataupun online di tanah air. Kabarnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas menjadi pemicu beberapa perusahaan untuk memangkas jumlah pekerjanya. Hal itu dilakukan demi mengurangi beban operasional perusahaan sebab perusahaan terus mengalami kerugian.
Diantara berbagai industri, pertambangan minyak merupakan industri yang mengalami kerugian parah karena penurunan harga minyak dunia yang sebelumnya $100/barel menjadi $30/barel. Sehingga beberapa perusahaan minyak dengan terpaksa merumahkan beberapa karyawan di berbagai level. Pengurangan jumlah karyawan secara besar- besaran di berbagai level juga pernah dialami industri finansial pada tahun 2008 silam akibat krisis subprime mortgage.
Dari kedua peristiwa tersebut bisa diambil pelajaran bahwa risiko kehilangan pekerjaan dimiliki oleh setiap karyawan terlepas dari status ataupun lama pengabdian di dalam perusahaan. Namun besar risiko tersebut bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti status perusahaan (swasta/ negeri) dan ketahanan industri terhadap krisis. Jadi, tidak ada salahnya mempersiapkan diri untuk mengantisipasi risiko tersebut agar tidak menemui kesulitan di kemudian hari kalau- kalau musibah tersebut datang.

Persiapan 1- Dana Darurat
Dana darurat merupakan dana yang dipersiapkan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang datang tiba- tiba. Karena peruntukan tersebut, dana darurat harus ditempatkan di dalam instrumen finansial yang bersifat likuid seperti tabungan dan deposito. Hal tersebut dilakukan agar dana darurat dapat dicairkan dengan segera apabila diperlukan. Dana darurat ini bisa dipergunakan untuk membiayai kebutuhan hidup selama mencari pekerjaan atau memulai bisnis untuk menyambung hidup selanjutnya. (Penjelasan lengkap mengenai dana darurat bisa dibaca pada artikel Dana Darurat)

Persiapan 2- Batasi Belanja*
Apabila industri atau perusahaan tempat Anda bekerja merupakan industri dan/ atau perusahaan yang rawan krisis seperti industri minyak (saat ini),  Anda perlu membatasi alokasi belanja dan jalan- jalan. Sebaliknya alihkan dana tersebut ke alokasi investasi.

Persiapan 3- Lindungi Keluarga dengan Asuransi Kredit
Apabila Anda ingin membeli barang/ jasa secara kredit, ada baiknya Anda mempertimbangkan pembelian asuransi kredit terutama jika kredit yang diambil dalam nominal besar dan jangka waktu yang lama. Asuransi kredit merupakan asuransi yang digunakan untuk memproteksi kewajiban utang Anda apabila risiko yang dipertanggungkan menimpa. Sebagai contoh, sisa pembayaran utang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi apabila Anda meninggal dunia. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak akan mewarisi beban untuk melunasi utang.
Secara umum, asuransi kredit hanya memberikan proteksi apabila nasabah kehilangan penghasilan untuk membayar cicilan utang yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun kematian. Namun, Anda bisa menambah proteksi diri dengan menambah rider (fasilitas asuransi tambahan) asuransi kredit PHK. Asuransi kredit PHK memberikan proteksi untuk melunasi cicilan utang apabila nasabah kehilangan pekerjaan akibat PHK.

Selamat mempersiapkan diri!!

Ultimate Your Financial Goals with @dhila_23 !!

Tips Finansial: Dana Darurat



Definisi
Dana darurat merupakan dana yang diperuntukan untuk mengantisipasi risiko atau musibah tak terduga di dalam kehidupan seperti kehilangan pekerjaan atau kematian. Sehingga kebutuhan hidup tetap dapat terpenuhi walaupun musibah menimpa. Karena peruntukkannya sebagai dana untuk bersiaga, dana darurat harus diperuntukan pada aset- aset yang bersifat lancar. Artinya, aset tersebut harus bisa segera dicairkan dalam bentuk uang kas segera setelah dibutuhkan. Beberapa contoh aset lancar antara lain tabungan dan deposito.

Perhitungan
Guna memenuhi fungsinya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama mengalami musibah, nominal dana darurat yang dibutuhkan setiap individu atau keluarga bervariasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan pengeluaran rutin bulanan dan kondisi individu atau keluarga.
Rumus Dana Darurat:
Pengeluaran Rutin Bulanan x Faktor Pengali (3- 12 bulan)
Berikut contoh perbandingan kebutuhan dana darurat antara individu dan keluarga:
a) Single
Budi merupakan seorang lajang yang bekerja di ibu kota dengan penghasilan bulanan sebesar Rp5 juta per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan bulanannya, ia menghabiskan uang sebesar Rp2,5 juta rupiah. Maka dana darurat ideal yang diperlukan oleh Budi adalah
= Rp2,5 juta x 3 bulan
= Rp7,5 juta
(Faktor pengali 3 dipilih karena status budi yang masih lajang. Sehingga Budi hanya memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhannya sehari- hari)

b) Berkeluarga
Harto merupakan seorang kepala keluarga dengan penghasilan bulanan sebesar Rp5 juta. Dalam sebulan, ia membutuhkan dana sebesar Rp4 juta untuk menafkahi istri dan seorang anaknya. Maka dana darurat ideal yang diperlukan oleh Harto adalah
= Rp4 juta x 6 bulan
= Rp24 juta

(Faktor pengali 6 dipilih karena status Harto sebagai kepala keluarga. Selain itu, Harto juga menanggung risiko yang semakin besar karena semakin banyak jiwa yang ditanggung. Namun bila nominal tersebut dirasa memberatkan, Harto dapat memilih untuk mempersiapkan dana darurat minimum sebesar Rp12 juta atau 3 kali pengeluaran rutin bulanan).

Wednesday, June 10, 2015

Merencanakan Keuangan

"Merencanakan Keuangan"
Perlu g sih?

Manusia memBUTUHkan Uang dalam mengarungi kehidupan
Mau makan Butuh Uang
Mau sekolah Butuh Uang
Mau jalan-jalan Butuh Uang

Kebutuhan atas Uang tersebut tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhan saat ini
Pengeluaran seseorang dalam fase kehidupan cenderung meningkat sepanjang usia

Waktu...
Sekolah, aku cukup dengan uang saku Rp 5 ribu sehari
Kuliah, aku perlu Rp 1 juta sebulan
Menikah, aku perlu Rp 20 juta
Melahirkan, aku perlu Rp 30 juta
Pengeluaran ini (umumnya) terus dan terus meningkat sepanjang usia

Lalu, apakah aku dapat menjamin peningkatan penghasilan sepanjang usia?

Oleh karena itu,
Kita perlu bijak dalam merencanakan keuangan agar aku dapat memenuhi Kebutuhan atas Uang untuk
Hari Ini...
Masa Depan...
Bahkan bagi Keturunan Selanjutnya

#UltimateYourFinancialGoals #LiterasiKeuangan#ojk #PerencanaanKeuangan