Sekali lagi, start up telah berhasil membuktikan kemampuannya dalam mempermudah hidup manusia. Yang lebih membanggakan, start up tersebut berasal dari hasil inovasi anak bangsa. Andreas Senjaya dan rekannya berhasil memperkenalkan start up bernama IGrow. Start up ini menawarkan konsep investasi bagi masyarakat perkotaan untuk menanamkan dana sebagai sumber pembiayaan bagi para petani Indonesia. Dalam menjalankan bisnisnya, IGrow mengajak keterlibatan dari 4 pihak yaitu
- Investor berperan sebagai pihak yang menanamkan modal bagi para petani untuk menanamkan benih tanaman yang telah dipilih oleh investor
- Petani berperan sebagai pihak yang menanam benih tanaman yang telah dipilih investor sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya.
- Pemilik Lahan berperan sebagai pihak yang meminjamkan lahan kosong yang dimilikinya untuk digarap oleh petani. Pemilik lahan memiliki peranan yang besar di dalam industri pertanian Indonesia sebab sebagian besar petani Indonesia hanya berstatus sebagai penggarap. Artinya, mereka selama ini perlu menyewa lahan pertanian untuk bertani atau dipekerjakan oleh pemilik lahan untuk menggarap lahannya.
- Surveyor dan Administrator IGrow berperan sebagai perantara antara investor dan petani dalam mengawasi penggarapan tanaman untuk dilaporkan kepada investor secara berkala dan juga memasarkan hasil tanaman ke pembeli akhir guna memperoleh harga jual tertinggi.
Selain memberikan keuntungan berupa pilihan investasi bagi masyarakat Indonesia dan peningkatan penghasilan bagi para petani, IGrow juga menjawab permasalahan klasik Indonesia yang sering mengimpor bahan pertanian dan masalah pelestarian lingkungan hidup.
Pembahasan dari kacamata Financial Literacy Enthusiast
Setelah berkenalan dengan IGrow, mari kita analisis investasi yang ditawarkan bagi investor. Hal pertama yang perlu dipahami calon investor adalah setiap investasi pasti mengandung risiko termasuk investasi yang ditawarkan oleh IGrow. Apabila Sahabat menerima tawaran investasi yang menjamin keuntungan tanpa risiko, justru Sahabat perlu merasa waspada. Karena saya bisa menjamin bahwa tawaran investasi tersebut pasti penipuan investasi bodong. Informasi imbal hasil yang di website IGrow bukanlah imbal hasil yang dijanjikan melainkan estimasi yang dihitung dari historis transaksi periode sebelumnya.
Pembahasan selanjutnya adalah model investasi yang dijalankan oleh IGrow. IGrow menggunakan konsep kerjasama bisnis Mudharabah. Mudharabah merupakan bentuk kerjasama bisnis antara dua belah pihak atau lebih dimana pemilik modal (investor) mempercayakan dananya kepada pengelola (para petani, pemilik lahan, surveyor dan pengelola investasi). Artinya kontribusi dana sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor dan keahlian bisnis menjadi tanggung jawab pengelola. Sebagai imbalan atas dana yang ditanamkan, investor akan menerima imbal hasil berupa bagi hasil. Di dalam website disebutkan bahwa nominal bagi hasil yang ditawarkan adalah 40% investor, 40% pengelola (petani dan pemilik lahan) dan 20% surveyor dan administrator IGrow.
Pembagian laba bisnis mengikuti siklus tanam dari bibit yang dipilih investor. Sehingga ada beberapa jenis tanaman yang baru menghasilkan buah (panen) setelah beberapa tahun misalnya durian yang baru bisa dipanen pertama kali di tahun ke-5. Konsep investasi IGrow cocok sebagai pilihan bagi para pensiunan atau investor yang menginginkan penghasilan pasif secara berkala selain deposito, anuitas atau surat utang.
Karena menggunakan sistem kepercayaan atas penanaman modal bisnis maka latar belakang dari pengelola (petani dan administrator IGrow) menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan oleh investor. Berdasarkan hasil penelusuran, administrator IGrow memiliki kemampuan yang baik di bidang agribisnis, investasi dan teknologi dilihat dari pengalaman kerja yang telah dilakukan sebelumnya (cek linkedin). Selain itu, para pendiri IGrow juga memiliki citra yang baik di masyarakat. Hal ini menjadi poin positif dalam meningkatkan kepercayaan investor. Seperti yang dikatakan oleh Robert T Kiyosaki dan Steve Blank bahwa yang terpenting di dalam pembangunan bisnis adalah tim yang kompeten bukan ide yang cemerlang. Karena ide tanpa eksekusi matang hanya sebuah proposal bisnis.
Dari segi keamanan bisnis, administrator IGrow melengkapi sertifikat kepemilikan tanaman untuk setiap penyertaan dana yang diserahkan investor. Di dalam sertifikat tersebut dijelaskan informasi seperti bibit yang disponsori, jumlah dan lokasi penanaman bibit serta pengelola bisnis. Untuk menguji kekuatan hukum dari sertikat tersebut, Anda bisa menanyakannya kepada notaris.
Kelemahan atau risiko yang perlu diperhatikan oleh investor adalah risiko musibah yang bisa menyebabkan kegagalan panen. Hal ini bisa berdampak pada kerugian pada dana yang diinvestasikan. Selain itu, karena investasi IGrow menerapkan konsep kerjasama bisnis maka IGrow tidak memperoleh pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan. Segala bentuk sengketa yang mungkin terjadi di masa depan perlu diselesaikan sendiri melalui jalur musyawarah ataupun pengadilan.
Semoga informasi di atas menambah pengetahuan Sahabat terkait pilihan investasi terkini. Dan…sampai jumpa di artikel selanjutnya. Sejak Muda Cerdas Finansial!
NB:
- Artikel ini bukan bentuk promosi berbayar. Artikel ini semata- mata dibuat sebagai bentuk apreasi atas karya pemuda pemudi Indonesia dalam menyelesaikan masalah.
- Tolong share ke teman- teman kalian kalau merasa artikel ini bermanfaat ya. Dan jangan sungkan untuk komen apabila ada pertanyaan atau masukan. Terima kasih J