Waktu itu, Dhila berkesempatan untuk mengikuti seminar Adam Khoo di acara Permata Wealth Wisdom. Rasanya seneng banget bisa datang ke seminar tersebut, secara Adam Khoo adalah salah satu penulis buku keuangan favoritku. Buat Sahabat yang belum mengenal Adam Khoo, yuk Dhila perkenalkan doi ke kalian semua.
Adam Khoo merupakan seorang multitalenta. Pujian tersebut bukan sekadar label, terbukti dari kesuksesannya di berbagai bidang sebagai pengusaha, penulis, trainer dan investor. Rekap jejak kesuksesan beliau kerap menghiasi media di Singapura seperti “Jutawan Termuda di Singapura” dan “Ranking Kekayaan di Daftar 25 Orang Terkaya di Singapura sebelum Berusia 40 Tahun”.
Alasan utama kekagumanku kepada Adam Khoo bukan berasal dari rekam jejak prestasi ataupun kepemilikan kekayaannya yang mengagumkan, melainkan berasal dari usaha dan kecerdasannya dalam meraih kedua hal tersebut. Karena kekayaan dan prestasi hanyalah hadiah atas jerih payah yang telah dilDhilakannya. Adam Khoo merupakan salah satu motivatorku dalam menggapai mimpi sebab latar belakang yang ia miliki sama dengan kebanyakan orang- orang.
Pada masa kecilnya, ia merupakan salah seorang anak yang malas, berbeda dan kurang percaya diri sehingga tidak mengherankan bila ranking yang ia peroleh di kelas selalu menempati posisi pertama dari akhir. Kesal dengan perilDhila anaknya, sang Ayah kemudian mendaftarkan dirinya ke training motivasi berbasis Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan harapan perilDhila Adam Khoo kecil bisa berubah. Beruntung, harapan sang Ayah terkabul. Ranking Adam Khoo kecil menanjak drastis hingga bisa berada di posisi 10 besar di sekolah hanya dalam setahun. Dari situ Dhila menyimpulkan bahwa semua hal mungkin asal mau dan konsisten memperjuangkannya, SEMANGAT Dhila!! *self reminder. Oke…setelah cukup dengan perkenalan Adam Khoo yang kece super badai. Yuk kita masuk ke salah satu topik pembahasan beliau di dalam seminar, “Negative VS Positive Assets”.
Selama ini kita memiliki pemahaman yang kurang tepat terkait definisi aset. Menurut Adam Khoo, aset positif merupakan harta yang mampu memberikan pemasukan kepada kita di masa depan contohnya saham, reksadana dan bisnis. Kalau begitu…apakah mobil pribadi, rumah tinggal, perhiasan, tas Hermes dan sepatu Christian Louboutin kita bisa dikategorikan sebagai aset positif? Sayangnya, harta tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai aset positif karena mereka merupakan barang konsumsi. Alih- alih memberikan pemasukan, harta tersebut malah menambah pengeluaran kita untuk biaya perawatan. Sehingga harta tersebut dikategorikan sebagai aset negatif.
Menurut kalian, jenis harta apakah yang bisa membuat seseorang menjadi semakin kaya di masa depan? Tentu jawabannya adalah aset positif. Jadi…kalian tidak perlu merasa minder dan iri dengan orang- orang yang berpenampilan Super Wow dengan beragam barang branded ataupun orang yang mengendarai mobil sport. Bisa jadi, kalian akan lebih kaya di bandingkan mereka di masa depan karena imbal hasil dari harta positif yang telah kalian kumpulkan selama ini.
Bila selama ini Sahabat masih boros belanja barang- barang branded bahkan dibela-belain utang kartu kredit demi terlihat kaya, Sahabat perlu merubah perilaku tersebut sedikit demi sedikit. Sebab kekayaan seseorang bukan dinilai dari banyaknya aset negative yang dimiliki melainkan dari aset positif yang dimiliki. Jadi alokasikan kelebihan dana yang dimiliki untuk berinvestasi guna menambah aset positif kalian.
Sebelum menutup artikel ini, Dhila akan memberikan penjelasan tambahan terkait pertanyaan yang mungkin muncul setelah menerima pembahasan di atas seperti
- Apakah kita tidak boleh membeli rumah dan mobil?
- Apakah kita tidak boleh menyenangkan diri sendiri dengan membeli barang- barang branded?
Rumah dan kendaraan (mobil ataupun motor) perlu dimiliki Sahabat di masa depan sebab kedua harta tersebut menjadi kebutuhan pokok seseorang. Namun Sahabat perlu bersikap bijak dalam menentukan rumah dan kendaraan yang hendak dibeli. Pilihlah rumah dan kendaraan yang cukup memenuhi kebutuhan dasar Anda bukannya membeli secara berlebihan. Sebab semakin besar atau mewah rumah dan kendaraan yang Sahabat miliki, semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya.
Lanjut jawaban pertanyaan kedua. Tentu saja, kita boleh membeli barang- barang branded untuk menyenangkan diri akan tetapi kita perlu bijak dalam menentukan sumber dana untuk memenuhi keinginan tersebut. Sebaiknya, sumber dana yang digunakan untuk membeli barang- barang luxury berasal dari hasil penghasilan pasif kalian. Penghasilan pasif merupakan pemasukan yang diperoleh dari aset positif sehingga perolehannya tidak bergantung pada keberadaan Sahabat. Berbeda halnya dengan penghasilan positif yang sangat bergantung dengan keberadaan Sahabat. Sebagai contoh, uang yang diperoleh dokter dari hasil konsultasi pasien disebut penghasilan aktif karena uang tersebut datang hanya jika dokter tersebut membuka praktek (butuh kehadiran atau keberadaan Sahabat). Sedangkan uang yang diperoleh dari hasil penyewakan properti disebut penghasilan pasif karena ada atau tidaknya Sahabat tidak mempengaruhi pemasukan.
Gimana nih Sahabat?? Apakah cara pengelolaan keuangan kalian selama ini sudah sama dengan Mr. Adam Khoo?? Mari kita merefleksi diri dan melakukan perbaikan bila perlu.