Pengalaman yang akan kakak ceritakan
kali ini memang bukan dialami oleh kakak sendiri, melainkan oleh sahabat
kakak. Namun, kakak merasa perlu untuk menceritakan kembali kisah ini kepada
adek- adek sekalian sebagai bahan pembelajaran. Sehingga kalian tidak perlu
mengalami kesalahan yang sama seperti yang dahulu kakak lakukan. Jadi, tolong
luangkan beberapa waktu kalian untuk membaca kisah kakak dibawah ini ya:
Suatu hari,
seorang sahabat yang bernama Melin mengajakku untuk menemaninya ke bank BNI.
Alih- alih menaiki bus kampus berwarna kuning kesayangan seluruh mahasiswa,
kita memilih untuk berjalan kaki sembari mengobrolkan berbagai bahan
pembicaraan. Sebagai sahabat dekat, banyak topik yang kami bicarakan sepanjang
perjalanan dari masalah seputar cowok, dosen hingga masalah finansial. Ditengah
perbincangan tersebut, saya bertanya kepada Melin terkait tujuannya ke bank.
Maklum saja
pertanyaan tersebut muncul karena saya dan kebanyakan teman-teman di kampus
lebih akrab dengan mesin ATM dibandingkan bank. Frekuensi kunjungan kami ke
mesin ATM bisa dipastikan minimal 1 bulan sekali tapi kalau kunjungan ke bank,
sepertinya sangat jarang. Kunjungan kami ke bank pun biasanya diisi aktivitas
pembukaan- penutupan rekening baik pribadi, kepanitiaan maupun organisasi dan mengurus
kartu debit yang hilang.
Melin
menuturkan bahwa alasan dia ke bank adalah untuk mencairkan rekening BNI
Tapenas miliknya. “Ehm..apa itu BNI Tapenas?”, tanyaku padanya. BNI Tapenas
adalah produk tabungan yang memfasilitasi penabung untuk menabung secara
berkala. Artinya bank akan memotong dana rekening tabungan regular kita untuk
dipindahkan ke rekening BNI Tapenas. “Oh, cuman beda sistem penyetoran dana
tabungannya kah?”, ujarku.
Ia pun mulai
menjelaskan bahwa sistem penyetoran dana bukan pembeda utama antara BNI Tapenas
dengan tabungan regular. Karena kita pun boleh menabung kelebihan dana yang
dimiliki ke rekening BNI Tapenas secara manual. Perbedaan utama antar keduanya
adalah komitmen untuk menabung. Ketika seseorang memutuskan untuk mengikuti
program BNI Tapenas maka orang tersebut harus komitmen untuk menabung sejumlah
dana tertentu setiap bulannya hingga batas waktu tertentu. Oleh karena itu,
penabung akan dikenakan penalty apabila menarik uang tabungannya sebelum waktu
yang telah disepakati.
“Fasilitas ini
membantuku untuk mendisiplinkan sikap menabung. Sebelumnya aku sering gagal
untuk menabung, entah karena uang sakuku yang telah habis, lupa menabung
ataupun malas berjalan menyetorkan uang ke bank. Tapi sejak menggunakan BNI
Tapenas, aku sudah tidak perlu khawatir karena dana tabungan akan dipindahkan
ke rekening BNI Tapenas segera setelah uang saku dikirimkan. Karena dilakukan
secara otomatis, aku pun tidak sadar bahwa aku telah mengikuti program BNI
Tapenas hampir 2 tahun lamanya. Dan sekarang tabungan yang kumiliki di rekening
tersebut cukup besar untuk bekal membiayai kehidupan setelah kampus”, curhatnya
padaku sambil tersenyum puas memandang buku tabungannnya sambil terus melangkah
menuju bank BNI yang logonya sudah mulai nampak di kejauhan.
Setelah
berjalan beberapa langkah, tiba- tiba ia berhenti dan menatap mukaku sambil
berkata, “Mungkin kamu akan mengira aku sombong ataupun sok idealis, tapi aku
memang ingin mandiri secara finansial segera setelah lulus dari perguruan
tinggi. Aku merasa bahwa orang tuaku telah berjasa secara luar biasa untuk
membiayai aku sejak lahir hingga dewasa. Oleh karena itu, aku berharap setelah
lulus kuliah nanti aku tidak lagi membebani finansial orang tuaku. Namun, aku
menyadari bahwa aku membutuhkan waktu untuk memperoleh pekerjaan yang layak.
Makanya aku menabung dengan BNI Tapenas sebagai bekal masa tungguku setelah
lulus kuliah hingga nantinya aku memperoleh pekerjaan”.
Saat itu aku
tak bisa berkata apa- apa. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam benakku. Dari
perasaan kasian atas takdir hidup sahabatku yang terlahir dari keluarga yang
kurang berada, perasaan salut atas cita- cita mulianya untuk meringankan beban
orang tua, perasaan kagum atas kedewasaan yang dimilikinya hingga perasaaan
sedih dan penyesalan dalam diri karena kurang mempersiapkan diri memasuki
jenjang kehidupan baru setelah kuliah. Tanpa terasa perjalanan kami telah
mencapai akhir, kami telah tiba di gedung Bank BNI yang kami tuju. Disana teman
aku mulai mengambil antrian dan mengisi
kelengkapan data yang diperlukan untuk mencairkan dana.
Saat itu,
pikiranku kembali melayang ke percakapan siang tadi. Aku kembali memikirkan bahwa
selama ini aku kurang mempersiapkan diri. Seandainya aku mencari informasi
mengenai produk- produk keuangan sehingga aku bisa merencanakan kehidupanku
dengan lebih baik. Maka aku pun bisa tersenyum seperti sahabatku Melin yang
telah memiliki perbekalan untuk menghadapi jenjang kehidupan baru setelah lulus
kuliah.
Penyesalan itu
menjadi salah satu alasan diriku memilih profesi perencana dan literasi
keuangan. Semakin lama aku mempelajari bidang ilmu ini, aku semakin menyadari
bahwa masih banyak saudara- saudara di tanah air yang mengalami pahitnya
kehidupan akibat kesalahan dan/ atau ketidaktauan dalam mengelola keuangan. Oleh
karena itu, kakak berpesan pada adek- adekku yang masih duduk di bangku kuliah
bahwa kalian bisa memanfaatkan produk tabungan berjangka yang dimiliki bank
untuk menanamkan sikap menabung. Salah satu produk tabungan berjangka yang dapat
dimanfaatkan adalah BNI Tapenas oleh bank BNI. Sesuai dengan singkatan namanya
BNI Tabungan Perencanaan Masa Depan, BNI Tapenas membantu kita untuk
merencanakan kehidupan masa depan yang lebih baik. Ultimate Your Financial Goals with @dhila_23!
Artikel yang menarik dan menginpirasi !
ReplyDeleteSalam kenal penuh persahabatan Dari ONE sm
http://iwansmtri.blogspot.com/2015/07/kebersamaan-keluarga-bersama-bni.html