Tuesday, November 1, 2016

Negative VS Positive Asset



Waktu itu, Dhila berkesempatan untuk mengikuti seminar Adam Khoo di acara Permata Wealth Wisdom. Rasanya seneng banget bisa datang ke seminar tersebut, secara Adam Khoo adalah salah satu penulis buku keuangan favoritku. Buat Sahabat yang belum mengenal Adam Khoo, yuk Dhila perkenalkan doi ke kalian semua.


Adam Khoo merupakan seorang multitalenta. Pujian tersebut bukan sekadar label, terbukti dari kesuksesannya di berbagai bidang sebagai pengusaha, penulis, trainer dan investor. Rekap jejak kesuksesan beliau kerap menghiasi media di Singapura seperti “Jutawan Termuda di Singapura” dan “Ranking Kekayaan di Daftar 25 Orang Terkaya di Singapura sebelum Berusia 40 Tahun”.

Alasan utama kekagumanku kepada Adam Khoo bukan berasal dari rekam jejak prestasi ataupun kepemilikan kekayaannya yang mengagumkan, melainkan berasal dari usaha dan kecerdasannya dalam meraih kedua hal tersebut. Karena kekayaan dan prestasi hanyalah hadiah atas jerih payah yang telah dilDhilakannya. Adam Khoo merupakan salah satu motivatorku dalam menggapai mimpi sebab latar belakang yang ia miliki sama dengan kebanyakan orang- orang.

Pada masa kecilnya, ia merupakan salah seorang anak yang malas, berbeda dan kurang percaya diri sehingga tidak mengherankan bila ranking yang ia peroleh di kelas selalu menempati posisi pertama dari akhir. Kesal dengan perilDhila anaknya, sang Ayah kemudian mendaftarkan dirinya ke training motivasi berbasis Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan harapan perilDhila Adam Khoo kecil bisa berubah. Beruntung, harapan sang Ayah terkabul. Ranking Adam Khoo kecil menanjak drastis hingga bisa berada di posisi 10 besar di sekolah hanya dalam setahun. Dari situ Dhila menyimpulkan bahwa semua hal mungkin asal mau dan konsisten memperjuangkannya, SEMANGAT Dhila!! *self reminder. Oke…setelah cukup dengan perkenalan Adam Khoo yang kece super badai. Yuk kita masuk ke salah satu topik pembahasan beliau di dalam seminar, “Negative VS Positive Assets”. 

Selama ini kita memiliki pemahaman yang kurang tepat terkait definisi aset. Menurut Adam Khoo, aset positif merupakan harta yang mampu memberikan pemasukan kepada kita di masa depan contohnya saham, reksadana dan bisnis. Kalau begitu…apakah mobil pribadi, rumah tinggal, perhiasan, tas Hermes dan sepatu Christian Louboutin kita bisa dikategorikan sebagai aset positif? Sayangnya, harta tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai aset positif karena mereka merupakan barang konsumsi. Alih- alih memberikan pemasukan, harta tersebut malah menambah pengeluaran kita untuk biaya perawatan. Sehingga harta tersebut dikategorikan sebagai aset negatif. 

Menurut kalian, jenis harta apakah yang bisa membuat seseorang menjadi semakin kaya di masa depan? Tentu jawabannya adalah aset positif. Jadi…kalian tidak perlu merasa minder dan iri dengan orang- orang yang berpenampilan Super Wow dengan beragam barang branded ataupun orang yang mengendarai mobil sport. Bisa jadi, kalian akan lebih kaya di bandingkan mereka di masa depan karena imbal hasil dari harta positif yang telah kalian kumpulkan selama ini.

Bila selama ini Sahabat masih boros belanja barang- barang branded bahkan dibela-belain utang kartu kredit demi terlihat kaya, Sahabat perlu merubah perilaku tersebut sedikit demi sedikit. Sebab kekayaan seseorang bukan dinilai dari banyaknya aset negative yang dimiliki melainkan dari aset positif yang dimiliki. Jadi alokasikan kelebihan dana yang dimiliki untuk berinvestasi guna menambah aset positif kalian.

Sebelum menutup artikel ini, Dhila akan memberikan penjelasan tambahan terkait pertanyaan yang mungkin muncul setelah menerima pembahasan di atas seperti
- Apakah kita tidak boleh membeli rumah dan mobil?
- Apakah kita tidak boleh menyenangkan diri sendiri dengan membeli barang- barang branded?
Rumah dan kendaraan (mobil ataupun motor) perlu dimiliki Sahabat di masa depan sebab kedua harta tersebut menjadi kebutuhan pokok seseorang. Namun Sahabat perlu bersikap bijak dalam menentukan rumah dan kendaraan yang hendak dibeli. Pilihlah rumah dan kendaraan yang cukup memenuhi kebutuhan dasar Anda bukannya membeli secara berlebihan. Sebab semakin besar atau mewah rumah dan kendaraan yang Sahabat miliki, semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya.

Lanjut jawaban pertanyaan kedua. Tentu saja, kita boleh membeli barang- barang branded untuk menyenangkan diri akan tetapi kita perlu bijak dalam menentukan sumber dana untuk memenuhi keinginan tersebut. Sebaiknya, sumber dana yang digunakan untuk membeli barang- barang luxury berasal dari hasil penghasilan pasif kalian. Penghasilan pasif merupakan pemasukan yang diperoleh dari aset positif sehingga perolehannya tidak bergantung pada keberadaan Sahabat. Berbeda halnya dengan penghasilan positif yang sangat bergantung dengan keberadaan Sahabat. Sebagai contoh, uang yang diperoleh dokter dari hasil konsultasi pasien disebut penghasilan aktif karena uang tersebut datang hanya jika dokter tersebut membuka praktek (butuh kehadiran atau keberadaan Sahabat). Sedangkan uang yang diperoleh dari hasil penyewakan properti disebut penghasilan pasif karena ada atau tidaknya Sahabat tidak mempengaruhi pemasukan.

Gimana nih Sahabat?? Apakah cara pengelolaan keuangan kalian selama ini sudah sama dengan Mr. Adam Khoo?? Mari kita merefleksi diri dan melakukan perbaikan bila perlu.


Tuesday, August 30, 2016

Tips Menyambut Sang Buah Hati secara Finansial



              Kehamilan merupakan salah satu berita gembira yang sering dinantikan pasangan suami- istri dalam berumah tangga. Namun jangan sampai antusias kegembiraan dalam menyambut kehadiran sang buah hati melalaikan tambahan tanggung jawab yang harus diemban. Anak merupakan ciptaan Tuhan yang dititipkan kepada sepasang manusia untuk dirawat dan dijaga dengan sebaik mungkin. Sehingga pasangan suami- istri harus segera mempersiapkan diri baik dari segi kesiapan emosional menjadi orang tua, kesiapan ilmu untuk membesarkan anak dan kesiapan finansial untuk menafkahi anak.
              Tanpa disadari, kehadiran sang buah hati di dunia membutuhkan kesiapan finansial yang tidak sedikit. Kebutuhan finansial tersebut bahkan telah dimulai sejak diketahuinya kehamilan sang buah hati di dalam kandungan misalnya dengan memeriksakan janin ke dokter spesialis kandungan. Setelah itu, tentunya kebutuhan finansial bagi sang buah hati akan terus mengalir misalnya kebutuhan vitamin dan suplemen ibu hamil, dana periksa secara berkala dan kebutuhan baju hamil. Untuk itu, pasangan suami- istri diharapkan mempersiapkan dana kebutuhan sang buah hati jauh- jauh hari. Jangan sampai buah hati Anda mengalami kesulitan yang diakibatkan oleh masalah finansial.
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah segera mengatur ulang pengelolaan keuangan rumah tangga setelah memperoleh kepastian berita kehamilan. Selanjutnya, sisihkan sebagian penghasilan yang diperoleh untuk alokasi si buah hati. Dana tersebut sebaiknya dipisahkan di rekening terpisah agar tidak terpakai secara baik secara sengaja ataupun tidak untuk pengeluaran lain. Selanjutnya, cari tahu informasi kebutuhan utama yang perlu dikeluarkan selama masa kehamilan. Informasi ini akan membantu Anda untuk mengurangi pengeluaran atas alokasi- alokasi yang tidak diperlukan karena isu atau mitos yang tidak jelas kebenarannya. Contohnya, Bunda meminta Ayah dibelikan sepatu baru dengan alasan anak akan sering berliur jika “Ngidam”-nya tidak dituruti. Padahal dokter di situs alodokter menyatakan bahwa alasan tersebut hanya mitos belaka. Lebih lanjut situs tersebut juga menyebutkan bahwa “Ngidam” bisa diabaikan apabila membahayakan seperti bahaya mengurangi porsi dana persiapan kelahiran sang buah hati.  Dan terakhir siapkan dana darurat untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak terduga misalnya secara mendadak Bunda harus menjalani operasi.

              Akhir kata selamat atas kehadiran sang buah hati dan selamat mengatur keuangan ya, Ayah dan Bunda!

Monday, August 29, 2016

Berprestasi Selagi Muda, Kenapa Tidak??






              “Berhentilah bermain- main dengan hobimu. Lebih baik kamu belajar saja yang rajin di sekolah agar bisa sukses jadi dokter atau dapat gaji besar di masa depan”. Apakah kalian familiar dengan bunyi pesan tersebut? Jika iya,  berarti kita memiliki tipikal orang tua yang sama. Kebanyakan orang tua jaman dahulu masih banyak yang menganut paham bahwa kesuksesan (1) sangat dipengaruhi oleh prestasi di sekolah dan (2) baru bisa diperoleh setelah lulus sekolah. Sehingga nasihat untuk terus belajar dan belajar sering diserukan oleh beliau. Tapi benarkah kesuksesan baru bisa diperoleh ketika dewasa? Dan benarkah kesuksesan hanya bisa dimiliki oleh anak- anak berprestasi yang memiliki ranking tinggi atau memenangkan lomba dimana- mana?

Mitos 1: Kesuksesan sangat Dipengaruhi oleh Prestasi di Sekolah
Paham tersebut tidak sepenuhnya salah. Jika kalian ingin berkarir di dunia kerja, paham ini bisa berlaku. Tanpa prestasi yang baik tentu sulit bagi seseorang untuk mendaftar kerja di berbagai tempat karena tidak terpenuhinya syarat awal pendaftaran kerja misalnya minimum IPK 3,00. Namun sayangnya, prestasi di sekolah hanya mampu mengantarkan seseorang di gerbang kesuksesan saja. Jalan kesuksesan selanjutnya sangat ditentukan oleh kemampuan softskill yang dimiliki seperti kemampuan komunikasi, bekerja sama dalam tim dan kegigihan untuk terus memperbaiki kemampuan diri.

Mitos 2: Kesuksesan Baru Bisa Diperoleh setelah Lulus Sekolah
              Menurut pendapat pribadi, paham ini kurang tepat. Kesuksesan ternyata bisa diperoleh bahkan sejak kalian masih berada di bangku sekolah. Masih kurang percaya? Banyak bukti kesuksesan yang berhasil diperoleh anak muda ketika mereka masih berada di bangku sekolah. Joey Alexander Sila memang baru berusia 13 tahun, tapi kemahirannya memainkan instrumen piano mampu mengantarkannya ke berbagai pentas di mancanegara. Bahkan ia memperoleh nominasi Grammy (penghargaan tinggi di dunia musik) dan berkesempatan sepanggung bareng dengan penyanyi terkenal seperti Taylor Swift, Adele dan Bruno Mars.
Selanjutnya ada juga bukti kesuksesan di bidang bisnis. Nama Almeyda Nayara mungkin terdengar asing di telinga. Namun “Naya Slime”, permainan interaktif seperti malam yang bisa memicu kreatifitas anak dengan beragam warna yang menarik, pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Berkat kepiawaiannya memproduksi slime, Naya mampu memperoleh penghasilan tambahan hingga  Rp25 juta per bulan.
Di zaman sekarang, kesuksesan bisa diperoleh oleh siapa saja yang mau konsisten berusaha dan berdoa terlepas usia ataupun latar belakang yang dimiliki. Kemajuan teknologi saat ini memudahkan arus informasi bagi siapa saja yang mau mencari informasi di dunia digital internet. Jika dahulu orang tua dan kakek- nenek  kita perlu mendatangi perpustakaan dan membuka berbagai buku untuk memperoleh informasi, sekarang kita hanya perlu mengetik beberapa kata di laman google untuk memperoleh informasi tersebut hanya dalam hitungan menit. Sekarang ini, semua mungkin dicari dan dipelajari asalkan kita mau dan konsisten menekuninya.
Dari dua kisah sukses yang di atas, diperoleh dua kesamaan pola yang dapat diambil hikmahnya. Pertama adalah cari bidang yang kalian gemari. Ketekunan untuk terus mempelajari satu bidang memperlukan tekad yang kuat. Untuk itu, kita harus menggemari bidang yang akan ditekuni agar bisa terus termotivasi belajar dan memperbaiki diri di bidang tersebut.  Kedua adalah konsistensi untuk terus memperbaiki diri. Kesuksesan yang diperoleh Joey dan Naya tidak muncul dalam waktu sehari dua hari. Mereka terus konsisten berlatih di bidang kegemaran masing- masing selama bertahun- tahun. Joey misalnya telah berlatih piano sejak usia 6 tahun. Nominasi Grammy yang diperolehnya bulan Februari 2016 silam merupakan buah kerja keras yang telah dilakukannya selama 7 tahun lamanya. Pesan terakhir, jangan lupa untuk terus berdoa kepada Tuhan YME karena kuasa-Nya turut menentukan kapan kesuksesan akan datang menghampiri.
Jadi di perayaan hari Anak Nasional ini, revolusi kesuksesan apa yang ingin kalian capai di masa muda? Karena tidak ada yang tidak mungkin asalkan mau konsisten berusaha dan berdoa.


#SejakMudaCerdasFinansial #EarningMyOwnMoney

Monday, August 8, 2016

Negative VS Positive Asset


Beberapa bulan lalu, Dhila berkesempatan untuk mengikuti seminar Adam Khoo di acara Permata Wealth Wisdom. Rasanya seneng banget bisa datang ke seminar tersebut, secara Adam Khoo adalah salah satu penulis buku keuangan favoritku. Buat Sahabat yang belum mengenal Adam Khoo, yuk Dhila perkenalkan doi ke kalian semua.

Adam Khoo merupakan seorang multitalenta. Pujian tersebut bukan sekadar label, terbukti dari kesuksesannya di berbagai bidang sebagai pengusaha, penulis, trainer dan investor. Rekap jejak kesuksesan beliau kerap menghiasi media di Singapura seperti “Jutawan Termuda di Singapura” dan “Ranking Kekayaan di Daftar 25 Orang Terkaya di Singapura sebelum Berusia 40 Tahun”. Alasan utama kekagumanku kepada Adam Khoo bukan berasal dari rekam jejak prestasi ataupun kepemilikan kekayaannya yang mengagumkan, melainkan berasal dari usaha dan kecerdasannya dalam meraih kedua hal tersebut. Karena kekayaan dan prestasi hanyalah hadiah atas jerih payah yang telah dilDhilakannya. Adam Khoo merupakan salah satu motivatorku dalam menggapai mimpi sebab latar belakang yang ia miliki sama dengan kebanyakan orang- orang.

Pada masa kecilnya, ia merupakan salah seorang anak yang malas, berbeda dan kurang percaya diri sehingga tidak mengherankan bila ranking yang ia peroleh di kelas selalu menempati posisi pertama dari akhir. Kesal dengan perilDhila anaknya, sang Ayah kemudian mendaftarkan dirinya ke training motivasi berbasis Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan harapan perilDhila Adam Khoo kecil bisa berubah. Beruntung, harapan sang Ayah terkabul. Ranking Adam Khoo kecil menanjak drastis hingga bisa berada di posisi 10 besar di sekolah hanya dalam setahun. Dari situ Dhila menyimpulkan bahwa semua hal mungkin asal mau dan konsisten memperjuangkannya, SEMANGAT Dhila!! *self reminder. Oke…setelah cukup dengan perkenalan Adam Khoo yang kece super badai. Yuk kita masuk ke salah satu topik pembahasan beliau di dalam seminar, “Negative VS Positive Assets”. 

Selama ini kita memiliki pemahaman yang kurang tepat terkait definisi aset. Menurut Adam Khoo, aset positif merupakan harta yang mampu memberikan pemasukan kepada kita di masa depan contohnya saham, reksadana dan bisnis. Kalau begitu…apakah mobil pribadi, rumah tinggal, perhiasan, tas Hermes dan sepatu Christian Louboutin kita bisa dikategorikan sebagai aset positif? Sayangnya, harta tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai aset positif karena mereka merupakan barang konsumsi. Alih- alih memberikan pemasukan, harta tersebut malah menambah pengeluaran kita untuk biaya perawatan. Sehingga harta tersebut dikategorikan sebagai aset negatif.

Menurut kalian, jenis harta apakah yang bisa membuat seseorang menjadi semakin kaya di masa depan? Tentu jawabannya adalah aset positif. Jadi…kalian tidak perlu merasa minder dan iri dengan orang- orang yang berpenampilan Super Wow dengan beragam barang branded ataupun orang yang mengendarai mobil sport. Bisa jadi, kalian akan lebih kaya di bandingkan mereka di masa depan karena imbal hasil dari harta positif yang telah kalian kumpulkan selama ini.

Bila selama ini Sahabat masih boros belanja barang- barang branded bahkan dibela-belain utang kartu kredit demi terlihat kaya, Sahabat perlu merubah perilaku tersebut sedikit demi sedikit. Sebab kekayaan seseorang bukan dinilai dari banyaknya aset negative yang dimiliki melainkan dari aset positif yang dimiliki. Jadi alokasikan kelebihan dana yang dimiliki untuk berinvestasi guna menambah aset positif kalian.

Sebelum menutup artikel ini, Dhila akan memberikan penjelasan tambahan terkait pertanyaan yang mungkin muncul setelah menerima pembahasan di atas seperti
Apakah kita tidak boleh membeli rumah dan mobil?
Apakah kita tidak boleh menyenangkan diri sendiri dengan membeli barang- barang branded?
Rumah dan kendaraan (mobil ataupun motor) perlu dimiliki Sahabat di masa depan sebab kedua harta tersebut menjadi kebutuhan pokok seseorang. Namun Sahabat perlu bersikap bijak dalam menentukan rumah dan kendaraan yang hendak dibeli. Pilihlah rumah dan kendaraan yang cukup memenuhi kebutuhan dasar Anda bukannya membeli secara berlebihan. Sebab semakin besar atau mewah rumah dan kendaraan yang Sahabat miliki, semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya.
Lanjut jawaban pertanyaan kedua. Tentu saja, kita boleh membeli barang- barang branded untuk menyenangkan diri akan tetapi kita perlu bijak dalam menentukan sumber dana untuk memenuhi keinginan tersebut. Sebaiknya, sumber dana yang digunakan untuk membeli barang- barang luxury berasal dari hasil penghasilan pasif kalian. Penghasilan pasif merupakan pemasukan yang diperoleh dari aset positif sehingga perolehannya tidak bergantung pada keberadaan Sahabat. Berbeda halnya dengan penghasilan positif yang sangat bergantung dengan keberadaan Sahabat. Sebagai contoh, uang yang diperoleh dokter dari hasil konsultasi pasien disebut penghasilan aktif karena uang tersebut datang hanya jika dokter tersebut membuka praktek (butuh kehadiran atau keberadaan Sahabat). Sedangkan uang yang diperoleh dari hasil penyewakan properti disebut penghasilan pasif karena ada atau tidaknya Sahabat tidak mempengaruhi pemasukan.

Gimana nih Sahabat?? Apakah cara pengelolaan keuangan kalian selama ini sudah sama dengan Mr. Adam Khoo?? Mari kita merefleksi diri dan melakukan perbaikan bila perlu.

Thursday, August 4, 2016

Ilmu Berharga di Tahap Ignition


 
Sebagai bentuk rasa syukur atas kesempatan menjadi salah satu peserta 1000 Startup Digital, saya akan berbagi ilmu yang diperoleh dari tahap ignition. Selamat membaca :)

Ignition merupakan tahap pertama yang harus dilalui para peserta 1000 Startup Digital. Pada tahap ini, para peserta diminta mengikuti rangkaian seminar yang berisi pengetahuan dasar yang perlu dipahami para calon founder dan co-founder startup. Sesi pertama seminar membahas tema “Don’t Start a Business, Solve a Problem”. Pada sesi ini para pembicara menceritakan latar belakang pendirian startup yang berawal dari masalah yang mereka temui. Kak Alamanda, perwakilan Gojek, menuturkan bahwa pendirian Gofood berawal dari masalah yang dialaminya ketika kesulitan mencari makanan di suatu daerah baru. Pola yang sama juga berlaku pada pak Leontinus saat mendirikan Tokopedia. Suatu startup yang memposisikan diri sebagai solusi suatu masalah diyakini memiliki ketangguhan untuk bertahan lebih lama karena secara tidak langsung founder telah memvalidasi ketersediaan potensi pasar untuk menerima produk startup yang akan didirikan. Lebih lanjut, para pembicara juga menyatakan kebahagiaan tambahan yang dirasakan apabila karya yang dilakukan bisa membantu orang lain. #SemangatBerbagi

Sesi kedua membahas tema “Building The Startup Mindset” yang perlu dimiliki. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah startup mindset perlu dibangun sedari dini agar tangguh dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapi. Mindset yang perlu dibangun antara lain:
-           Tekad yang Kuat
-  Asah Kemampuan 4C (Creativity, Critical Thinking, Collaboration dan      Communication)
Kemampuan 4C adalah creativity, critical thinking, collaboration dan communication.
-          Temukan Co-Founder Ideal
Pencarian co-founder diibaratkan layaknya mencari pasangan hidup untuk menikah sehingga perlu dilakukan secara hati-hati. Tips mencari co-founder yang tepat setidaknya memenuhi faktor antara lain memiliki:
a)      Kesamaan niat (visi)
b)      hubungan chemistry yang menyenangkan
c)       kemampuan yang saling melengkapi kekurangan masing- masing

Sesi ketiga membahas tema “Collaborate to Create Innovation”. Di dalam sesi ini dibahas peranan penting kolaborasi bahkan sejak masa pendirian startup. Formula dasar pendirian startup berasal dari kolaborasi 3 pihak yaitu Hacker (developer); Hustler (ahli pemasaran dan manajemen bisnis) dan Hipster (desainer). Semakin besar suatu startup, maka semakin banyak pihak yang perlu diajak berkolaborasi. Tips tambahan dari kak Leo, CEO Redblood, saat akan berkolaborasi adalah jangan meminta bantuan tetapi tawarkanlah solusi untuk mencapai tujuan yang sama.

Sesi keempat membahas tema “Coworking Space and The Future of Working”. Sesi ini membahas peranan coworking space dalam menawarkan ekosistem startup. Selain sebagai tempat bekerja, coworking space juga bisa tempat bersosialisasi dengan para pelaku startup. Semakin besar networking yang dimiliki, semakin besar peluang- peluang di luar sana yang bisa diambil seperti peluang belajar dari para senior startup atau peluang kolaborasi proyek.

              Sesi terakhir membahas tema “Flourishing the Next Generation of Global Startup Founder” yang menceritakan kisah sukses para startup Indonesia yang telah berekspansi ke luar negeri. Terdapat 2 syarat utama bagi suatu startup agar sukses berekspansi ke luar negeri. Pertama adalah siap memperkenalkan startup yang dimiliki melalui perlombaan di kancah internasional. Kedua adalah kesamaan masalah di negara lain. Sebagai contoh I-Grow mendapat tawaran ekspansi ke Jepang karena pemberitaan dari media luar atas kemenangannya di salah satu lomba internasional dan kesamaan masalah yang dihadapi. Jepang dan I-Grow sama- sama memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah dalam mempertemukan lahan tak terpakai, petani dan modal untuk memenuhi kebutuhan pangan, sehingga mereka dapat berkolaborasi.

Akhir kata, semoga informasi di atas bisa membantu teman- teman untuk mendapatkan pengetahuan dasar sebelum mendirikan suatu startup. Selamat mengibarkan kejayaan merah- putih melalui kontribusi startup sebagai solusi permasalahan Indonesia ya, Sahabat!!